Sep
28

Puisiku

Musikalisasi puisi KALEIDOSKOP SEORANG PENYAMUN



ORANG 1 : Namaku WAGIMIN …aku dulu seorang pejuang ….tanpa tanda pengenal…tanpa NRP..tanpa pengakuan…apalagi Pensiun…yah..hanya seorang Pejuang bukan Pahlawan…Tiga peperangan aku lalui….Dua butir pelor dari moncong tentara Belanda masih melekat di tulang kaki ini…ketika aku harus menyelamatkan seorang kawan dari siksaan kaum penjajah itu…bangsat benar mereka..jangkrik !
 Dengan Dainipon?…Jahitan di pantat ini adalah hasil bayonet mereka…aku melarikan diri ketika aku tak mau dipaksa kerja Rodi.
 “ Bagero…bagero..bagero…teriaknya ..ketika satu tancapan sangkur berhasil ku tikamkan di dada Kapten mereka…aku tertawa senang …mampus kau
 Peperangan ketiga mungkin yang terbesar…aku harus berhadapan dengan pemimpin negeriku sendiri …bukan Negeri asing…Bukan lagi Belanda..juga Inggris..juga bukan Bangsa Jepang…Namun Pemerintahan sendiri…
 Taktik ..politik… mereka hampir sama  
  Adu domba…Penindasan…Penculikan…hingga Pembunuhan…
Tak beda dengan kaum kolonial atau dainipong dalam menghadapi para pejuang Rakyat
Lima Belas Tahun aku harus meringkuk di Pulau Buru…tanpa kesalahan…tanpa Pengadilan tanpa pembelaan…
Hanya karena aku melawan teorinya…melawan politiknya…
Licik…penuh intrik…
Cuuh…

ORANG 2 : hahahaa……hikk….kini kau terjepit… apa lagi yang kamu tawarkan…pionmu telah habis…tinggal kuda ..penunggu raja…bentengmu telah runtuh….
 Berdoa laah…sebelum ajal menjemputmu…..

ORANG 3 : Apa yang saya lakukan adalah demi kalian semua….demi Rakyat ini….demi Negeri ini…itu semua bohong besaaaaaarrrr….itu ulah gerombolan yang tidak bertanggung jawab…itu OTB…setan Gunduuuul…dan memang harus di libas…harus di sikat demi kamakmuran Rahayat …yang di jalan itu berapa jumlahnya….kan tidak seluruh Rahayat negeri ini….
 Itu oknum..oknum itu…dan memang sebagian trik kamera ..yang ingin menjatuhkan saya…
 Semua itu terjadi karena saya menjalankan undang undang…ada juklaknya…ada peraturannya….

ORANG 4 : Bulsit …bohong besar…aku adalah saksi…aku adalah kunci…mata ini belum buta…telinga ini masih menyimpan rekaman kekejaman mu…lubang di tubuh ku ini adalah bukti….
 Beribu.. pelor yang kalian muntahkan diatas semanggi…beribu ribu kengerian yang kalian tebarkan di dalam Trisakti…beribu ribu popor dan pukulan yang kalian tumpahkan di atas tubuh ini…kau bilang tak ada…kalian bilang oknum..?
 Siapa dalang di balik penembakan itu..
 Siapa dalang di balik penculikan itu….
 Siapa dalang di balik pembantaian itu…
 Desingan pelurumu ….masih teramat keras di telingaku ini
 Suara teriakan “tolong tolong ….tolong pak ,jangan tembak saya pak …jangan bunuh saya pak ….saya pelajar pak….saya mahasiswa pak…saya wartawan pak saya Rakyat paak…bukan musuh Negara pak…masih terngiang dalam otak ini dalam mimpi ini…ketika kalian todongkan moncong senjatamu diatas kepala mereka…
 Atas nama Undang undang
 Atas nama Hukum 
 Lalu…D O R
 Setiap kali terjaga dalam tidurku ada berjuta pertanyaan
 Masih tidurkah kalian …
 Masih berbangga dirikah kalian …
 Masih berpestakah kalian…
 Masih terkotak kotakkah kalian….

ORANG 2 : Dua langkah salah …Skak mat…mampus

ORANG 5 : Kehormatan kehormataaaaann….
 Kehormatan…maas….di jual murah loh mas….
Kehormatannnn ….kehormatan…..ayooo…siapa yang mau kehormatannn..
Di obral maaas….anget enget ….angettt…kehormataaaaannnnn …

SUSTER : AYO..AYOO….. BAPAK… BAPAK…IBU..IBU ….WAKTUNYA MINUM OBAT….AYO JANGAN NAKAL LHO YAAA….AYO BERBARIS YANG RAPI…YAAAHHH …GITU PINTAR…. 

 ( Ternyata semuanya adalah Pasien RS Jiwa )




Team Jurnalis
Suara-Karitas

0 comments: