Pemilihan KetOS (Ketua OSIS) yang serampangan

Hari itu Kamis, 20 Agustus 2009, kami para murid dan para guru dikejutkan oleh momentum Pemilihan KetOS. Bukan acara pemilihannya yang membuat kami terkejut.
Tetapi para kandidatnya yang bikin semua terkesima, terpana, bahkan samapi tergeleng-geleng. 1-2 hari sebelumnya memang telah digembar-gemborkan oleh Pak Setyo (Wakasek Kesiswaan dan Pembina OSIS) bahwa para kandidat KetOS adalah:
1. Indra Wilisman XI IPS
2. Ali Wijaya XI IPA
3. Stanley XI IPA
Hal ini sempat membuat seluruh civitas akademi SMAK KARITAS 3 terkejut bukan main. Bagaimana tidak, ketiga siswa tersebut bukan berasal dari pengurus OSIS. Pun ketiganya belum lulus Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS). Para siswa dan para guru sama sekali tidak menghendaki. Apalagi salah satu kandidat; Stanley, adalah siswa ‘pindahan’ dari SMA di kota Palu yang baru sebulan ini masuk SMAK KARITAS 3. Pikiran dan kehendak apa hingga Pak Setyo berani bertindak diluar tata aturan Pemilihan KetOS. Lalu dengan mudahnya menunjuk ketiga siswa tersebut untuk dicalonkan menjadi KetOS. Para guru pun merasa tidak diajak dalam membahas kriteria penentuan KetOS. Menurut banyak siswa yang mereka tidak mau disebutkan namanya; bahwa para kandidat tersebut mendapat ancaman dari pak.Setyo , yakni jika tidak mau ditunjuk menjadi calon KetOS akan diberi nilai 5 untuk pelajaran Kewarganegaraan. Begitupun para siswa dipaksa melalui para ketua-ketua kelas untuk tidak menolak kebijakan ini.
Wah kenapa ‘Pemilu’ tingkat sekolah saja sudah begitu banyak paksaan, ancaman dan intimidasi….??

Akhirnya hal itu masih terus berlangsung, sementara Ibu Marta sedang tidak ada di tempat karena sedang menjalani opname di RS.Brawijaya akibat sakit tumor. Hari Kamis tersebut rupanya oleh pak.Setyo segera bergerak cepat mengganti seorang kandidatnya yakni: Jean Marie Nicholas XI IPS
Lalu pemilihan itupun dilaksanakan secara tergesa-gesa oleh pak Setyo dengan memasuki kelas per kelas. Setiap kelas memberikan suaranya, para guru pun sudah ‘mencontreng’. Penghitungan suara pun dilakukan secara tertutup tidak disaksikan oleh seluruh siswa dan guru. Tiba-tiba pak.Setyo mengumumkan bahwa Ketua OSIS adalah Jean Marie Nicholas, yang menurut para guru bahwa siswa tersebut tidak berwibawa, yang pula menurut para siswa bahwa dia tidak piawai dalam berorganisasi.
Seluruh penghuni sekolah kita semakin terheran-heran dengan cara berdemokrasi yang serampangan ini. Lantaran faktanya adalah bahwa ‘Golput’ menjadi suara terbanyak dalam momentum Pemilu OSIS tersebut
Sangat berbeda dengan tahun lalu yang dilakukan secara terbuka, jujur dan adil di halaman sekolah seperti layaknya Pemilu Legislatif ataupun Pemilu Presiden, yang menobatkan Irene-Irish sebagai pemimpin OSIS periode 2008-2009.

Ini menjadi keprihatinan seluruh siswa dan guru SMAK KARITAS 3, yaitu model demokrasi yang dilakukan oleh pak.Setyo dengan penuh penyimpangan. Mulai dari sistem rekruitmen yang asal tunjuk, penghitungan suara yang tertutup, dan masih banyak lagi kecurangan yang terjadi.
Sudah selayaknya Pemilu OSIS ini diulang, dan seharusnya memang kudu diulang jika kita ingin belajar berdemokrasi dengan baik dan benar. Bukan ‘demo crazy’ yang penuh paksaan, ancaman dan intimidasi.
Kita tunggu saja ketika Ibu Marta sembuh dan kembali menjalankan tugasnya sebagai Kepela Sekolah yang akan bersama para guru untuk membicarakan dan mencari jalan keluar yang lebih bisa diterima oleh semua siswa dan para guru. Sehingga juga akan membawa kebaikan bagi suasana proses belajar mengajar di lingkungan pendidikan sekolah kita tercinta. Semoga…
(oleh Tim OSIS SMAK KARITAS 3)

Statement SUARA KASIH

Pak Kusnan dan Pak David, motor prestasi bagi Karitas 3

Kurang lebih 1 tahun silam, dua orang yang tak terkesan pembina sekolah menapakkan kaki-kaki mereka di halaman Karitas 3. Awalnya kami para siswa meragukan kehadiran kedua orang tersebut sebagai Pembina ekskul kami., pak Kusnan sebagai Pembina Teater dan pak David sebagai Pembina band/musik. Maklumlah, sosok mereka jauh dari menarik dan perlente. Adapun latar belakang pak Kusnan adalah masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Dr.Soetomo dan pemain teater Sanggar Suroboyo. Lalu pak David adalah jebolan Sarjana Sosiolog Univ.Airlangga dan personil Lontar Band.

Perkenalan dan kedekatan kami dengan beliau berdua, dimulai sejak LDKS yang dimotori OSIS generasi Tuna-Debrina. Pak Kusnan dan pak David menjadi pendamping LDKS. Sejak saat itu dan di hari-hari kemudian, para OSIS dan para siswa semakin mengenal beliau berdua sebagai sosok yang menyenangkan dan mengasyikan. Tak hanya anak-anak OSIS, bahkan Anak-anak Band, anak-anak Futsal, anak-anak Basket, anak-anak Dance, anak-anak Teater; semuanya merasa nyaman berkegiatan dan didampingi oleh beliau berdua. Hingga tak jarang pula anak-anak curhat pada pak Kusnan atau pak David tentang masalah dengan pacar, hingga dengan keluarga mereka. Tak heranlah jika banyak para orang tua yang lebih mempercayakan kami untuk didampingi oleh pak.Kusnan dan pak David. Ketimbang oleh guru lain. Bahkan hanya pada beliau berdua-lah, tak sedikit anak-anak Karitas 3 yang dengan ikhlas mencium tangan saat berpamitan pulang. Tidak pada guru lain. Keakraban itu pun berbuah panggilan ‘Papi’ untuk pak Kusnan dan panggilan ‘Babe’ untuk pak David.

Kedua sosok ini bodoh bermain futsal, basket, apalagi modern dance. Tapi entah kenapa selalu dipilih anak-anak untuk menjadi pendamping pada event-event; live in ke desa terpencil, futsal, basket, dance, dan band ; diluar sekolah. Terbukti spirit dan support beliau berdua menjadi semangat terbaik bagi anak-anak Karitas 3.

Anak-anak ‘Lexus’ dance pun berhasil lolos masuk babak final kompetisi dance di Univ.Widya Mandala. Lalu pada sepekan acara Deteksi Convention 2008 di hall PTC. Pula MusicFest 2009 : Acara besar yang sukses besar pula: yang menghadirkan Roy Jeconiah ‘Boomerang’, adalah pula hasil kerja keras dampingan pak Kusnan dan didikan ‘event organizer’ yang keras dari pak David terhadap anak-anak OSIS. Hingga kemarin beliau berdua-lah yang mendampingi anak-anak basket bertanding di acara bergengsi DBL-Jawa Pos.

Pada pertangahan bulan Maret 2009, pak Kusnan dan pak David, berencana akan mengundurkan diri. Menurut penuturan pak Kusnan ; Hal itu disebabkan karena perilaku pak Setyo yang tidak transparan dalam hal dana kegiatan acara MusicFest 2009 yang menghabiskan puluhan juta rupiah. Namun kami semua mencegahnya, beberapa anak sempat menangis, hingga ada salah satu dari kami yang membuang surat pengunduran diri ke lahan kebun belakang sekolah. Akhirnya pak Kusnan dan pak David tetap bertahan di SMAK Karitas 3.

Prestasi-prestasi terbaik pun terukir sudah dalam hitungan bulan keberadaan beliau berdua mendampingi anak-anak di Karitas 3. Tercatat:

- Pak Kusnan mengerahkan 130 anak-anak Karitas 3 untuk beraksi di Deteksi Convention 2008, alhasil kita berhasil meraih predikat dan piala The Best Campaign.

- Pak David berhasil melambungkan AKAR band meraih Juara Pertama/Band terbaik dalam Univ.Ciputra Band Chronicle Festival.

- Pak David kembali berhasil membangun REFAT band (yang masih kelas X) sebagai The Best Talented dalam Christmast Song Festival di ITC Surabaya.

- REFAT band berhasil lolos sebagai 8 band terbaik (menyisihkan 60 band) dalam Festival Band Pelajar SMA se-Surabaya yang diadakan oleh Diknas Surabaya.

- REFAT band berhasil lagi masuk sebagai Grand Finalist dan menyabet Bassist Terbaik dalam Sonora Music Competition.

- Hingga kemarin REFAT band kembali masuk dalam G-Walk Festival menyisihkan 50 band

Wajarlah jika pak Kusnan dan pak David bisa menyatu menjadi sahabat, guru, sekaligus orang tua kedua bagi anak-anak Karitas 3. Tak bisa dipungkiri, beliau berdua pantas kita sebut sebagai motor prestasi dan kemajuan bagi SMAK Karitas 3.

(dari berbagai sumber : Tim IKAN OSKAR)

SEUTAS KRONOLOGIS ‘TRAGEDI SUARA KASIH’

- Selasa, 14 Juli 2009, pukul 13, saat MOS berlangsung, pak Setyo (Wakasek Kesiswaan) memberitahu pak David (pembina musik/band) bahwa sesuai rapat guru maka ruang band/ruang kesenian akan dipindah ke ruang lantai 3 (bekas ruang kelas XII IPS 2).

- Rabu 15, Juli 2009, pukul 11, MOS hari terakhir usai, bu Herlina menyuruh Pak David agar hari itu juga mengerahkan anak-anak untuk mengangkut peralatan band ke ruang lantai 3. Tetapi tak digubris oleh pak David karena beliau melihat anak-anak yang kelelahan seusai MOS.

Tentang dipindahnya ruang band ke lantai 3, OSIS dan anak-anak ekskul band merasa keberatan. Selain faktor berat dan amat melelahkan, tidak efektif, tidak efisien, dan kapabilitas ruang tidak memenuhi syarat. Jika dilihat dari nilai spiritnya, selama 1 tahun terakhir ini, pak David dan pak Kusnan (pembina teater) telah ‘mengubah’ nilai ruang band menjadi tempat berkumpul para siswa dalam segala kegiatan apapun. Tak hanya dipakai untuk latihan band saja. Tetapi digunakan untuk seleksi peserta lomba Deteksi-Con 2008, rapat panitia kegiatan OSIS, pembuatan Mading, sekretariat MOS, bahkan untuk Tumpengan Perpisahan siswa yang lulus kemarin. Hingga ruang band tersebut layaknya ‘icon’ SMAK Karitas III.

- Kamis 16 Juli 2009 sekitar pukul 11.00, pak Setyo memasuki ruang-ruang kelas dan meminta ijin pada guru pengajar untuk meminta 2-3 siswa membantu mengangkat peralatan band plus sound system ke ruang lantai 3. Sempat ada ketegangan pada kejadian ini. Banyak siswa yang tak mau dengan alasan yang masuk akal; berat dan capek! Pun bu Yessi yang juga meminta kepada pak Setyo agar pemindahan tersebut dilakukan diluar jam pelajaran. Tetapi semua alasan itu tidak diterima oleh pak Setyo. Beliau menjelaskan bahwa hal ini adalah kebijakan sekolah dan kehendak pak Agus (Kepala Sekolah). Akhirnya anak-anak pun terpaksa menurut karena takut dianggap melawan dan tak mau nantinya dimarahi pak Setyo.

- Masih di hari yang sama, pukul 14.00, kurang lebih 15 anak OSIS berdatangan di rumah pak Kusnan. Pun pak David juga diminta datang. Anak-anak OSIS rupanya berkeluh kesah, mengadu, dan curhat kepada pak Kusnan dan pak David yang selama ini selalu mendampingi setiap kegiatan OSIS dan para siswa. Semua keresahan itu mengenai perlakuan pak Setyo yang selama ini dianggap tidak menyenangkan. Pak Kusnan dan pak David menyatakan bahwa mereka tidak bisa membantu lebih karena merasa bukan guru, hanya pembina ekskul. Namun pak Kusnan dan pak David hanya bisa mendampingi perjuangan anak-anak OSIS walau harus sampai ke Yayasan Yohanes Gabriel II.

- Alhasil pada hari tersebut, lahirlah sebuah statement yang bertajuk; SUARA KASIH SMAK KARITAS III (lihat kolom lampiran) ; yang berisi banyak sisi negatif perlakuan pak Setyo yang tidak mengenakkan pada para siswa. Surat pernyataan tersebut rencananya akan diserahkan pada Kepala Sekolah dan Yayasan, pada Selasa 22 Juli 2009 nanti.

- Selasa 22 Juli 2009, jam 14.30, sepulang sekolah, sekitar 10 anak OSIS menghadap pada Romo Budi Hermanto sebagai pimpinan tertinggi Yayasan Yohanes Gabriel II. Mereka didampingi oleh pak Kusnan dan pak David. Romo Budi hanya melihat bahwa ini permasalahan sepele yang tidak berbukti nyata.

- Rabu 23 Juli 2009, jam 8.00, semua anak OSIS dikumpulkan dan berhadapan dengan pak Agus dan pak Setyo. Beliau berdua tampak sangat marah dengan anak-anak OSIS yang telah mendatangi kantor Yayasan. Anak-anak OSIS merasa semakin takut dan tertekan.

- Pada hari yang sama, jam 10.30, pak David dan pak Kusnan dikeluarkan oleh pak Setyo dari SMAK Karitas 3. Dengan alasan bahwa ekstrakurikuler band dan teater divakumkan.

Demikian kilas balik kasus tersebut. Memang banyak hal diatas yang bisa memicu pro-kontra. Namun apapun itu, bahwa visi cinta kasih harusnya tetap menjadi hal yang terutama dalam setiap permasalahan di sekolah kita. Berikut akan kita ulas sedikit tentang pak David dan pak Kusnan, kedua manusia yang kontroversi ini hanya pembina ekstrakurikuler namun kenapa mampu menjadi tempat bertanya ibarat guru, tempat curhat layaknya sahabat, dan tempat mengadu bagai ortu kita. Pun tak ketinggalan kami juga akan memasang statement ‘Suara Kasih’ tersebut. Supaya kita tidak salah memahami kasus tersebut. (dari berbagai sumber: Tim)

Kasus 'Tragedi Suara Kasih'

Hai..hai..hai sobat muda Karitas
Salam pula buat kalian yang udah lulus alias para alumnusnya

Semua sehat-sehat selalu kan? So pastilah

Kita akhirnya kudu kembali mengisi lembar demi lembar di blogspot tercinta ini karena di awal lembaran baru tahun ajaran 2009-2010 ada sebuah kasus yang menarik untuk kita ulas. Apanya yang menarik sih koq sampai segitunya??

Yah, dibilang kasus gede juga toh hanya pemutusan kerja dua guru honorer yang biasa terjadi di berbagai sekolah. Namun juga tak bisa dibilang sederhana, karena nyatanya runtutan kasusnya makin kekini makin menghebat bagai bola salju yang terus menggelinding dan membesar. Kasus itu menjadi marak dan penuh polemik. Dukungan maupun desakan transparansi kasus tersebut terus mengalir deras via online dalam berbagai media , diantaranya: FaceBook, Multiply, Blogspot, dan Yahoomail. Sehingga dari hari ke hari kasus ini makin ramai dibicarakan dengan berbagai komentar caci hingga kritis dari berbagai pihak. Bukan sekedar dari siswa dan alumnus SMAK Karitas 3. Tetapi juga dari para; wartawan, aktifis kampus, LSM, budayawan, seniman, wah banyak deh.

Nah…tentu ‘Suara Karitas’ juga tak mau ketinggalan dong buat mengulas kritis masalah tersebut. Maka ada baiknya kita simak bareng yuk…(Redaksi)

DAFTAR NILAI UJIAN SEKOLAH

DAFTAR NILAI UJIAN SEKOLAH

DAFTAR KELULUSAN dan NILAI UNAS

DAFTAR KELULUSAN dan NILAI UNAS