Jul
31

SEUTAS KRONOLOGIS ‘TRAGEDI SUARA KASIH’

- Selasa, 14 Juli 2009, pukul 13, saat MOS berlangsung, pak Setyo (Wakasek Kesiswaan) memberitahu pak David (pembina musik/band) bahwa sesuai rapat guru maka ruang band/ruang kesenian akan dipindah ke ruang lantai 3 (bekas ruang kelas XII IPS 2).

- Rabu 15, Juli 2009, pukul 11, MOS hari terakhir usai, bu Herlina menyuruh Pak David agar hari itu juga mengerahkan anak-anak untuk mengangkut peralatan band ke ruang lantai 3. Tetapi tak digubris oleh pak David karena beliau melihat anak-anak yang kelelahan seusai MOS.

Tentang dipindahnya ruang band ke lantai 3, OSIS dan anak-anak ekskul band merasa keberatan. Selain faktor berat dan amat melelahkan, tidak efektif, tidak efisien, dan kapabilitas ruang tidak memenuhi syarat. Jika dilihat dari nilai spiritnya, selama 1 tahun terakhir ini, pak David dan pak Kusnan (pembina teater) telah ‘mengubah’ nilai ruang band menjadi tempat berkumpul para siswa dalam segala kegiatan apapun. Tak hanya dipakai untuk latihan band saja. Tetapi digunakan untuk seleksi peserta lomba Deteksi-Con 2008, rapat panitia kegiatan OSIS, pembuatan Mading, sekretariat MOS, bahkan untuk Tumpengan Perpisahan siswa yang lulus kemarin. Hingga ruang band tersebut layaknya ‘icon’ SMAK Karitas III.

- Kamis 16 Juli 2009 sekitar pukul 11.00, pak Setyo memasuki ruang-ruang kelas dan meminta ijin pada guru pengajar untuk meminta 2-3 siswa membantu mengangkat peralatan band plus sound system ke ruang lantai 3. Sempat ada ketegangan pada kejadian ini. Banyak siswa yang tak mau dengan alasan yang masuk akal; berat dan capek! Pun bu Yessi yang juga meminta kepada pak Setyo agar pemindahan tersebut dilakukan diluar jam pelajaran. Tetapi semua alasan itu tidak diterima oleh pak Setyo. Beliau menjelaskan bahwa hal ini adalah kebijakan sekolah dan kehendak pak Agus (Kepala Sekolah). Akhirnya anak-anak pun terpaksa menurut karena takut dianggap melawan dan tak mau nantinya dimarahi pak Setyo.

- Masih di hari yang sama, pukul 14.00, kurang lebih 15 anak OSIS berdatangan di rumah pak Kusnan. Pun pak David juga diminta datang. Anak-anak OSIS rupanya berkeluh kesah, mengadu, dan curhat kepada pak Kusnan dan pak David yang selama ini selalu mendampingi setiap kegiatan OSIS dan para siswa. Semua keresahan itu mengenai perlakuan pak Setyo yang selama ini dianggap tidak menyenangkan. Pak Kusnan dan pak David menyatakan bahwa mereka tidak bisa membantu lebih karena merasa bukan guru, hanya pembina ekskul. Namun pak Kusnan dan pak David hanya bisa mendampingi perjuangan anak-anak OSIS walau harus sampai ke Yayasan Yohanes Gabriel II.

- Alhasil pada hari tersebut, lahirlah sebuah statement yang bertajuk; SUARA KASIH SMAK KARITAS III (lihat kolom lampiran) ; yang berisi banyak sisi negatif perlakuan pak Setyo yang tidak mengenakkan pada para siswa. Surat pernyataan tersebut rencananya akan diserahkan pada Kepala Sekolah dan Yayasan, pada Selasa 22 Juli 2009 nanti.

- Selasa 22 Juli 2009, jam 14.30, sepulang sekolah, sekitar 10 anak OSIS menghadap pada Romo Budi Hermanto sebagai pimpinan tertinggi Yayasan Yohanes Gabriel II. Mereka didampingi oleh pak Kusnan dan pak David. Romo Budi hanya melihat bahwa ini permasalahan sepele yang tidak berbukti nyata.

- Rabu 23 Juli 2009, jam 8.00, semua anak OSIS dikumpulkan dan berhadapan dengan pak Agus dan pak Setyo. Beliau berdua tampak sangat marah dengan anak-anak OSIS yang telah mendatangi kantor Yayasan. Anak-anak OSIS merasa semakin takut dan tertekan.

- Pada hari yang sama, jam 10.30, pak David dan pak Kusnan dikeluarkan oleh pak Setyo dari SMAK Karitas 3. Dengan alasan bahwa ekstrakurikuler band dan teater divakumkan.

Demikian kilas balik kasus tersebut. Memang banyak hal diatas yang bisa memicu pro-kontra. Namun apapun itu, bahwa visi cinta kasih harusnya tetap menjadi hal yang terutama dalam setiap permasalahan di sekolah kita. Berikut akan kita ulas sedikit tentang pak David dan pak Kusnan, kedua manusia yang kontroversi ini hanya pembina ekstrakurikuler namun kenapa mampu menjadi tempat bertanya ibarat guru, tempat curhat layaknya sahabat, dan tempat mengadu bagai ortu kita. Pun tak ketinggalan kami juga akan memasang statement ‘Suara Kasih’ tersebut. Supaya kita tidak salah memahami kasus tersebut. (dari berbagai sumber: Tim)

0 comments: